BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Penyandang cacat adalah mereka yang
memiliki cacat tubuh atau kekurangan fisik. Hal ini dijelaskan dalam
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang penyandang cacat, yang dimaksud
penyandang cacat adalah setiap orang yang mempunyai kelainan fisik dan mental
yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan baginya untuk melakukan kegiatan
secara layaknya, yang terdiri dari penyandang cacat fisik, cacat mental, cacat
ganda. Keadaan ini dapat terjadi sejak lahir atau juga dapat terjadi karena
peristiwa seperti kecelakaan atau terserang penyakit yang berakibat lumpuhnya
anggota badan tertentu.
Kekurangan fisik ini sangatlah
mengganggu. Akibat kekurangan fisik ini, seorang penyandang cacat menjadi
kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari, dimana hal itu bukanlah sesuatu yang
sulit bagi nondifable (bukan
penyandang cacat). Sehingga dapat dikatakan bila penyandang cacat ini berada
dalam keterbatasan karena untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari saja
mereka memerlukan bantuan orang lain.
Keadaan penyandang cacat yang cenderung
bergantung pada orang lain tersebut membuat mereka dipandang lebih rendah oleh
orang lain. Dalam dunia pekerjaan misalnya, apabila terdapat penyandang cacat
yang melamar pekerjaan sering kali mereka tidak dipandang, disisihkan, dan tak
jarang mereka dianggap petugas sosial yang datang untuk meminta sumbangan.
Penyandang cacat selalu dianggap negatif. Bahkan kelurga penyandang cacat juga
memiliki pandangan negatif terhadap
mereka.
Dalam era sekarang, para perancang
sering menyumbangkan ide – ide mereka dalam dunia kedokteran, terutama untuk
penyandang cacat. Hal ini sedikit demi sedikit membantu para penyandang cacat
dalam melakukan aktivitas sehari – hari walaupun tidak seleluasa nondifable. Tetapi setidaknya mereka
bisa melakukan apapun walaupun mereka cacat.
Dalam kesempatan ini, kami akan
merancang alat bantu untuk penyandang cacat fisik. Alat yang kami buat ini
ditunjukkan untuk penyandang cacat fisik stroke,
dimana yang kami lihat bahwa keterbatasan penyandang cacat stroke ini sangatlah sulit dalam melakukan aktifitas. Kami akan
memodifikasi fungsional dari tongkat yang biasa cenderung untuk penderita cacat
kaki dan mata menjadi tongkat yang mampu menjadi penuntun penderita stroke. Tongkat ini di design untuk
orang-orang penderita stroke ringan yang tubuhnya mati sebelah dan kesulitan
dalam berjalan serta dilengkapi sebuah per untuk memudahkan para penderita
dalam menaiki tangga atau berda di daerah tanjakan. Per tersebut dilengkapi
dengan tombol on off agar per digunakan saat perlu saja.
1.2 Tujuan
Tujuan
kami merancang produk ini antara lain:
1.
Merancang
sebuah tongkat yang didesign khusus untuk penderita stroke dengan tujuan untuk memudahkan para penyandang stroke melakukan aktifitas seperti
berjalan-jalan tanpa melibatkan pihak lain.
2.
Menciptakan
tongkat yang ergonomis, dimana bertujuan untuk memaksimalkan hasil kerja serta memberikan kenyamanan kepada konsumen.
3.
Meningkatkan daya saing di bidang perindustian.
4.
Melakukan pengembangan dari produk yang sudah ada.
1.3 Batasan Masalah
Dalam
proyek perancangan ini, terdapat beberapa batasan masalah, diantaranya :
1.
Tongkat
dalam perancangan ini adalah tongkat yang didesain khusus untuk penderita stroke ringan.
2.
Tongkat ini
dirancang khusus untuk daerah yang cenderung rata.
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
Produk merupakan suatu
objek yang dibuat dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang susah
untuk dipuaskan dan selalu menginginkan lebih baik dari sebelumnya. Oleh karena
itu tidak ada satupun produk yang dapat dikatakan sebagai suatu produk yang sempurna.
Kemajuan dan perkembangan teknologi menuntut agar produsen dapat membuat produk
yang memiliki sifat “lebih” (lebih baik, lebih kuat, lebih modern, lebih mudah,
dan lain sebagainya) sesuai dengan kebutuhan konsumen yang menjadi lebih
banyak. Pada intinya, perancangan dan pengembangan produk ini berisi
metode-metode yang bertujuan untuk mengembangkan dan merancang produk agar
dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan melibatkan fungsi-fungsi pemasaran,
desain perancangan, dan manufaktur (Ulrich & Eppinger, 2001).
Dari sudut pandang suatu
perusahaan yang melihat keuntungan (laba) sebagai faktor penting, pengembangan
produk dikatakan berhasil dan sukses jika produk dapat diproduksi dan dijual
dengan menghasilkan laba. Namun seringkali hanya dengan melihat faktor laba
saja tidaklah cukup untuk dijadikan penilaian yang tepat dan langsung. Berikut
ini adalah lima dimensi spesifik yang biasa digunakan untuk menilai usaha
pengembangan produk, yaitu:
1. Kualitas produk
Seberapa baik produk yang dihasilkan dari usaha
pengembangan produk? Apakah produk tersebut dapat memuaskan kebutuhan konsumen?
Apakah produk tersebut kuat? Kualitas produk menjadi pengaruh yang cukup kuat
dalam pasar serta menjadi faktor yang menentukan harga yang ingin dibayar
konsumen untuk produk yang dibuat.
2. Biaya produk
Biaya yang dimaksud adalah biaya yang digunakan
untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit produk.
Biaya produk ini menentukan besar laba yang dihasilkan.
3. Waktu pengembangan produk
Seberapa cepat waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pengembangan produk? Waktu pengembangan menentukan kemampuan
berkompetisi, tanggapan akan perubahan teknologi, dan kecepatan untuk menerima
pengembalian ekonomis dari usaha pengembangan produk.
4. Biaya pengembangan
Berapa biaya yang dikeluarkan untuk mengembangkan
produk? Biaya pengembangan merupakan bagian penting yang berhubungan dengan
laba.
5. Kemampuan pengembangan
Apakah pengembang memiliki kemampuan yang lebih baik
untuk mengembangkan produk di masa depan dengan berbekal pengalaman sekarang
ini? Kemampuan pengembangan merupakan modal yang dapat digunakan untuk
mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis di masa yang akan
datang.
Cara kerja yang baik pada kelima dimensi di atas
akan dapat mendorong kesuksesan ekonomi pada pengembangan produk (Ulrich &
Eppinger, 2001). Pengembangan produk merupakan kegiatan yang membutuhkan
bantuan kontribusi dari semua fungsi yang ada, namun berikut ini merupakan tiga
fungsi yang paling penting bagi usaha pengembangan produk, yaitu:
- Pemasaran
Fungsi pemasaran adalah sebagai jembatan interaksi
yang menghubungkan antara produsen dan konsumen. Peranan lain pemasaran antara
lain adalah mengidentifikasi peluang produk, mendefinisikan segmen pasar, dan
mengidentifikasi kebutuhan konsumen. Bagian pemasaran juga secara khusus
menetapkan target harga dan merancang peluncuran serta promosi produk.
- Perancangan (desain)
Fungsi desain perancangan (desain) memiliki peran
penting untuk mendefinisikan bentuk fisik produk agar sesuai dengan keinginan
dan kebutuhan konsumen.
- Manufaktur
Fungsi manufaktur yang utama adalah bertanggung
jawab untuk merancang dan mengoperasikan sistem produksi pada proses produksi
suatu produk.
Dalam kesempatan ini, kami akan merancang alat bantu
untuk penyandang cacat fisik. Alat yang kami buat ini ditunjukkan untuk
penyandang cacat fisik stroke, dimana
yang kami lihat bahwa keterbatasan penyandang cacat stroke ini sangatlah sulit dalam melakukan aktifitas. Kami akan
memodifikasi fungsional dari tongkat yang biasa cenderung untuk penderita cacat
kaki dan mata menjadi tongkat yang mampu menjadi penuntun penderita stroke.
Keadaan penyandang cacat yang cenderung bergantung
pada orang lain tersebut membuat mereka dipandang lebih rendah oleh orang lain.
Dalam dunia pekerjaan misalnya, apabila terdapat penyandang cacat yang melamar
pekerjaan sering kali mereka tidak dipandang, disisihkan, dan tak jarang mereka
dianggap petugas sosial yang datang untuk meminta sumbangan. Penyandang cacat
selalu dianggap negatif. Bahkan kelurga penyandang cacat juga memiliki
pandangan negatif terhadap mereka.
2.2 Bench Mark
Untuk membuat produk kami ini, kami meninjau dari Bench
Mark yang sudah ada. Kami membandingkan antara produk kami dengan yang lainnya.
a.
Produk
pertama adalah tongkat kayu regular yang terdapat dipasaran.
Gambar 1. Tongkat kayu
Adalah penggunaan multi fungsi mulai dari
alat bantu jalan orang yang sudah berumur sampai orang yang memiliki masalah
pada kaki, jenis ini sangat umum namun memiliki beberapa kekurangan diantaranya
kurang stabilnya pada pegangan dikarenakan bertumpu pada genggaman yang harus kuat
dan ketahanannya agak kurang karena terbuat dari kayu.
b.
Produk
kedua adalah tongkat penuntun dan penunjang yang terbuat dari aluminium.
Gambar 2. Tongkat Aluminium
Memiliki kelebihan dari sisi fungsi karena
prinsip kerjanya mampu menopang tubuh, namun disisi lain penggunaannya yang
cukup sulit dikarenakan harus memiliki kondisi tubuh bagian atas yang prima,
karena harus berjuang untuk mengangkat tubuh dahulu hingga posisi tongkat tepat
menopang bagian ketiak sehingga kurang praktis.
c.
Produk yang
ketiga adalah penopang yang berbentuk piramida berkaki empat.
Gambar 3. Tongkat Piramida
Adapun produk yang ketiga ini memiliki
kepraktisan yang cukup baik, namun sayangnya cenderung berat dan kurang stabil
disegala medan, dikarenakan kakinya yang banyak memang membantu jika pada
posisi permukaan yang rata namun jika tidak pada posisi yang rata maka si
penderita akan mengalami kesulitan.
BAB 3
ISI
3.1 Identifikasi Kebutuhan
Maksud
dari dilakukannya kegiatan identifikasi kebutuhan dari pelanggan atau pengguna
antara lain adalah :
1.
Untuk meyakinkan bahwa produk telah
difokuskan terhadap kebutuhan pelanggan
2.
Menggali dan mengungkapkan kebutuhan
pengguna yang implicit/tersembunyi maupun yang tidak terucapkan.
3.
Untuk dijadikan basis penyusunan spesifikasi
awal produk.
4.
Memudahkan pembuatan arsip bagi
pengembangan produk selanjutnya.
5.
Menyatukan persepsi para anggota tim
pengembang tentang kebutuhan pengguna.
Ada lima
tahapan dalam proses identifikasi kebutuhan pengguna.Kelima tahapan tersebut
adalah :
1.
Penentuan Pengguna utama/kunci
2.
Pengumpulan data mentah dari pengguna
3.
Interpretasi data mentah menjadi kebutuhan pengguna
4.
Pengorganisasian kebutuhan pengguna
5.
Penetapan derajat kepentingan relatif untuk
setiap kebutuhan
Berikut ini adalah tabel matriks
kebutuhan berdasarkan hasil dari kuisioner
Tabel
3.1 Matriks kebutuhan
No
|
Kebutuhan
|
Jumlah
Responden
|
Total Nilai
|
Tingkat Kepentingan
|
||||
N1
|
N2
|
N3
|
N4
|
N5
|
||||
1.
|
Warna
|
5
|
8
|
20
|
17
|
149
|
CP
|
|
2.
|
Kekuatan
|
1
|
3
|
18
|
28
|
223
|
SP
|
|
3.
|
Kenyamanan
|
12
|
20
|
18
|
206
|
P
|
||
4.
|
Harga
|
6
|
15
|
26
|
214
|
SP
|
||
5.
|
Fungsional
|
6
|
13
|
37
|
237
|
SP
|
||
6.
|
Proses
Penyimpanan
|
10
|
24
|
16
|
206
|
P
|
||
7.
|
Berat Produk
|
2
|
9
|
24
|
15
|
202
|
P
|
|
8.
|
Bahan
Material
|
5
|
19
|
26
|
171
|
CP
|
||
9.
|
Keawetan
|
2
|
2
|
4
|
17
|
25
|
211
|
P
|
Nilai tingkat kepentingan yang
sudah didapat, selanjutnya diurutkan dari tingkat kepentingan tertinggi hingga
yang terendah.
Tabel 3.2 Perangkingan tingkat
kepentingan
Ranking
|
Kebutuhan
|
Tingkat
Kepentingan
|
1
|
Fungsional
|
SP
|
2
|
Kekuatan
|
SP
|
3
|
Harga
|
SP
|
4
|
Keawetan
|
P
|
5
|
Kenyamanan
|
P
|
6
|
Proses Penyimpanan
|
P
|
7
|
Berat Produk
|
P
|
8
|
Bahan
Material
|
CP
|
9
|
Warna
|
CP
|
Keterangan
: SP =
Sangat Penting
P = Penting
CP = Cukup Penting
3.2
Pernyataan Misi Produk
Tabel
3.3 Misi pengembangan produk
NO
|
Deskripsi
|
Keterangan
|
1
|
Deskripsi
Produk
|
Tongkat
ini berfungsi untuk mengukur tekanan darah jika seseorang menempelkan
tangannya ke penahan tongkat. Hanya ditunjukkan pada penderita stroke ringan.
|
2
|
Sasaran
Bisnis Kunci
|
Produk
diluncurkan pada April 2012.
Memperoleh
pangsa pasar 20% pada tahun 2014.
|
3
|
Pasar
Utama
|
Orang
yang Terkena Stroke Ringan
|
4
|
Pasar
Sekunder
|
Apotek
|
5
|
Asumsi -
Asumsi
|
Menggunakan
sensor .
Menggunakan
pengikat agar tangan tidak terlepas saat memegang.
|
6
|
Pihak
yang Terkait
|
Pengguna
Distributor
Tenaga
Pemasaran
Bagian
Produksi
Departemen
Kesehatan
|
3.3
Spesifikasi Produk
Langkah-langkah dalam membuat
spesifikasi produk Tongkat berpengukur tekanan darah :
1.
Membuat
Target Spesifikasi
- Menyiapkan daftar matrik, gunakan matrik kebutuhan pelanggan
- Mengumpulkan informasi tentang pesaing
- Menetapkan nilai target ideal dan marginal yang dapat dicapai
- Merefleksikan hasil dan proses
Tabel
3.4 Spesifikasi Produk
No
|
Komponen
|
Jumlah
|
Bahan
|
Proses Manufaktur
|
1
|
Pipa
|
1½ inch
|
Stainless Steel
|
Menggunakan MIG, Las busur listrik
|
2
|
Alat ukur tekanan darah
|
1
|
Stainless
Steel
|
Las dan Bubut
|
3
|
Tongkat
|
1
|
Stainless
Steel
|
Las MIG
|
4
|
Sensor
|
1
|
Polimer
|
Injection
Molding
|
3.4
Konsep Produk
Konsep
produk menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu,
kinerja dan pelengkap inovatif yang terbaik. Manajer dalam organisasi
berorientasi produk memusatkan perhatian mereka pada usaha untuk menghasilkan
produk yang unggul dan terus menyempurnakannya.
Gambar 4. Konsep I Gambar 5. Konsep II
Konsep I : menggunakan
sensor MPX5050DP
Konsep II : menggunakan
sensor MPX5050DP dan menggunakan pegas untuk mengatur genjotan pada saat
menaiki tangga.
3.5 Pemilihan Konsep Produk
Kriteria perbandingan Tongkat Berpengukur Tekanan Darah dapat
disusun sebagai berikut :
1.
Keakuratan data : Diinginkan
perancangan tongkat berpengukur tekanan darah yang memberi keakuratan data.
2.
Daya tahan alat : Daya tahan dari tongkat
berpengukur tekanan darah ini mampu bertahan dalam jangka waktu yang lama.
3.
Pengoperasian : Diinginkan
dalam perncangan ini dihasilkan produk yang pengoperasiannya mudah.
4.
Harga : Diharapkan dalam pembuatan produk ini tidak
memakan biaya yang banyak, sehingga harga sangat murah.
5.
Estetika/desain : Estetika
desain dari produk ini diharapkan mampu menyesuaikan dengan keinginan konsumen.
6.
Fungsi : Diharapkan fungsi dari
alat ini dapat bekerja dengan baik sesuai kebutuhan.
7.
Perakitan : Diharapkan perancangan dari produk ini dihasilkan produk yang mudah
merakit dalam penggunaannya.
8.
Ringan : Diharapkan dari perancangan produk ini
dihasilkan produk dengan berat yang ringan, agar dalam penggunaannya sendiri
mudah dibawa.
9.
Perawatan : Dalam pembuatan tongkat berpengukur tekanan darah ini diharapkan
mudah dalam hal perawatannya.
10. Kualitas : Diharapkan kualitas dari produk yang telah
dirancang mampu bersaing dengan produk yang ada di pasaran.
Tabel 3.5 Seleksi
Pemilihan Konsep
No
|
Kriteria
|
Konsep 1
|
Konsep
2
|
1
|
Keakuratan data
|
3
|
1
|
2
|
Daya tahan alat
|
2
|
2
|
3
|
Pengoperasian
|
3
|
1
|
4
|
Harga
|
4
|
0
|
5
|
Estetika / Desain
|
2
|
2
|
6
|
Fungsi
|
1
|
3
|
7
|
Perakitan
|
3
|
1
|
8
|
Ringan
|
3
|
1
|
9
|
Perawatan
|
1
|
3
|
10
|
kualaitas
|
2
|
2
|
24
|
16
|
3.6 Desain Detail
Gambar 6. Prototype digital (dalam satuan mm)
Keterangan
:
1.
Penahan
tangan
2.
Pengikat
tangan disertai tampilan digital sensor
3.
Batang
tongkat
3.7 Pemilihan Bahan dan Proses
1.
Seleksi Terhadap Seluruh Material
Berdasarkan sifat, material yang dipilih
material dari bahan metal (engineering alloy). Karena material ini dinilai
paling cocok untuk material rangka berdasarkan batasan-batasan fungsional
rangka. Batasan alloy yang dipilih adalah salah satu dari allumunium alloy, steel
alloy , titanium alloy, serta magnesium alloy .
Tabel 3.6 Rangking Seleksi Material
Terpenting
Sifat
|
Ranking
|
Kuat / memiliki tensile strength yang tinggi
|
1
|
Memiliki tingkat kelelahan yang tinggi
|
2
|
Mampu permesinan yang baik
|
3
|
Tahan terhadap korosi
|
4
|
a.
Berdasarkan Tensile Strength Tertinggi
Material pembentuk rangka harus memiliki tensile strength yang tinggi.
Tabel
3.7 Rangking Tensile Strength
Tertinggi
Nama Alloy
|
Ranking
|
Steel Alloy
|
1
|
Al Alloy
|
2
|
Ti Alloy
|
3
|
Mg Alloy
|
4
|
b. Berdasarkan
Tahan Terhadap Kelelahan (Fatigue)
Material
pembentuk rangka harus memiliki beban fatigue
yang tinggi karena mengalami beban secara berulang dan gaya – gaya yang
ditimbulkan terhadap rangka.
Tabel 3.8 Rangking Tahan Terhadap Kelelahan (Fatigue)
Nama
Alloy
|
Ranking
|
Steel Alloy
|
1
|
Ti alloy
|
2
|
Mg Alloy
|
3
|
Al Alloy
|
4
|
c. Berdasarkan
Mampu Permesinan
Material
pembentuk rangka harus memiliki mampu permesinan yang baik agar mampu dirangkai
dengan komponen lainnya.
Tabel 3.9 Rangking Mampu Permesinan
Nama
Alloy
|
Ranking
|
Steel Alloy
|
1
|
Al Alloy
|
2
|
Mg Alloy
|
3
|
Ti alloy
|
4
|
d. Berdasarkan
Tahan Terhadap Korosi
Material
yang dipilih harus tahan terhadap korosi karena penggunaannya di lingkungan
terbuka yang rentan terhadap korosi.
Tabel 3.10 Rangking
Tahan Terhadap Korosi
Nama
Alloy
|
Ranking
|
Steel
Alloy
|
1
|
Ti
alloy
|
2
|
Mg
Alloy
|
3
|
Al
Alloy
|
4
|
e. Evaluasi
Hasil Pemilihan
Berdasarkan keempat tebel kriteria diatas, maka steel alloy
paling cocok sebagai material pembentuk rangka. Berikut merupakan pengkodean
yang ada pada stell alloy.
3.11 Tabel Pengkodean Steel Alloy
AISI/SAE
Designation
|
UNS
Designation
|
Composition Ranges
(wt% of AlloyingElements in Addition to C)b
Ni Cr Mo Other
|
|||
10xx, Plain carbon
|
G10xx0
|
||||
11xx, Free machining
|
G11xx0
|
0.08-0.33S
|
|||
12xx, Free machining
|
G2xx0
|
0.10-0.35S
|
|||
0.04-0.12P
|
|||||
13xx
|
G13xx0
|
1.60-1.90Mn
|
|||
40xx
|
G40xx0
|
0.20-0.30
|
|||
41xx
|
G41xx0
|
0.80-1.10
|
0.15-0.25
|
||
43xx
|
G43xx0
|
1.65-2.00
|
0.40-0.90
|
0.20-0.30
|
|
46xx
|
G46xx0
|
0.70-2.00
|
0.15-0.30
|
||
48xx
|
G48xx0
|
3.25-3.75
|
0.20-0.30
|
||
51xx
|
G51xx0
|
0.70-1.10
|
|||
61xx
|
G61xx0
|
0.50-1.10
|
0.10-0.15V
|
||
86xx
|
G86xx0
|
0.40-0.70
|
0.40-0.60
|
0.15-0.25
|
|
92xx
|
G92xx0
|
1.80-2.20Si
|
Berdasarkan seri – seri yang ada,
dipilih seri 51xx yaitu perpaduan antara kromium dan karbon atau sering kita
sebut sebagai stainlees steel. Hal ini dikarenakan Stainless Steel (SS) adalah paduan besi dengan minimal 12 %
kromium. Komposisi ini membentuk protective layer (lapisan pelindung anti
korosi) yang merupakan hasil oksidasi oksigen terhadap krom yang terjadi secara
spontan. Meskipun seluruh kategori SS didasarkan pada kandungan krom (Cr),
namun unsur paduan lainnya
ditambahkan untuk memperbaiki sifat-sifat SS sesuai aplikasi-nya. Kategori SS tidak halnya seperti baja lain yang
didasarkan pada persentase karbon tetapi didasarkan pada struktur metalurginya.
Lima golongan utama SS adalah
Austenitic, Ferritic, Martensitic, Duplex dan Precipitation Hardening SS.
Tabel 3.12 Perbandingan Sifat Mekanik
Berbagai Jenis Stainless Steel
Jenis Stainless Steel
|
Respon Magnet
|
Ketahanan Korosi
|
Metode Hardening
|
Keliatan
|
Ketahanan Tempratur Tinggi
|
Ketahanan Tempratur Rendah
|
Kemampuan
Welding
|
Austenitic
|
Tidak
|
Sedang
|
Cold Work
|
Sangat Tinggi
|
Sangat Tinggi
|
Sangat Tinggi
|
Sangat Tinggi
|
Duplex
|
Ya
|
Sedang
|
Tidak Ada
|
Sedang
|
Rendah
|
Sedang
|
Tinggi
|
Ferritic
|
Ya
|
Sedang
|
Tidak Ada
|
Sedang
|
Tinggi
|
Rendah
|
Rendah
|
Martensitic
|
Ya
|
Sedang
|
Q & T
|
Rendah
|
Rendah
|
Rendah
|
Rendah
|
Disini kita akan memilih Austenitic Stainless Steel, karena Austenitic
SS mengandung sedikitnya 16% Chrom dan 6% Nickel (grade standar untuk 304),
sampai ke grade Super Autenitic SS seperti 904L (dengan kadar Chrom dan Nickel
lebih tinggi serta unsur tambahan Mo sampai 6%). Molybdenum (Mo), Titanium (Ti)
atau Copper (Co) berfungsi untuk meningkatkan ketahanan terhadap temperatur
serta korosi. Austenitic cocok juga untuk aplikasi temperature rendah
disebabkan unsur Nickel membuat SS tidak menjadi rapuh pada temperatur rendah.
2.
Proses Manufaktur
Proses yang akan kita gunakan dalam pembuatan tongkat adalah
menggunakan las MIG. Dimana ada sebatang pipa 1½ inch sepanjang 700 mm, dan di
las menggunakan las MIG stainless, kemudian disambung dengan sebuah pipa
stainless dengan diameter 1 inch yang digunakan sebagai pegangan tangan pada
saat berjalan dan terdapat sandaran dengan plat 20cmx10cm di las di bagian
belakang pipa 1½ inch yang digunakan sebagai penyangga lengan saat tongkat
digunakan. Setelah perakitan selesai maka dari keseluruhan di champer agar
sudut-sudut yang tajam tidak ada/menjadi halus.
Kelebihan
Las MIG ( Metal Inert Gas ) :
a.
Sangat
efisien dan proses pengerjaan yang cepat
b.
Dapat
digunakan untuk semua posisi pengelasan (welding positif
c.
Tidak
menghasilkan slag atau terak,layaknya terjadi pada las SMAW
d.
Memiliki
angka deposisi (deposition rates) yang lebih tinggi dibandingkan SMAW
e.
Membutuhkan
kemampuan operator yang baik
f.
Proses
pengelasan MIG ( metal inert gas )sangat cocok untuk pekerjaan
Konstruksi
3.8 Prototype dan Assembly
Digital
Prototype merupakan alat
yang digunakan untuk mensimulasikan beberapa atau tidak semua fitur dari sistem
yang akan dibuat. Terdapat 3 pendekatan utama prototyping, yaitu:
1.
Throw-away
Prototype dibuat
dan dites. Pengalaman yang diperoleh dari pembuatan prototype digunakan untuk membuat produk akhir (final), kemudian prototype tersebut
dibuang (tak dipakai).
2.
Incremental
Produk finalnya
dibuat sebagai komponen-komponen yang terpisah. Desain produk finalnya secara
keseluruhan haya ada satu tetapi dibagi dalam komonen-komponen lebih kecil yang
terpisah (independent).
3.
Evolutionary
Pada metode ini,
prototipenya tidak dibuang tetapi digunakan untuk iterasi desain berikutnya. Dalam hal ini, sistem atau
produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat
terbatas menuju produk final atau produk akhir.
Berikut ini adalah prototype dari produk Tongkat berpengukur tekanan darah.
Gambar 7. Tampak Depan Gambar 8. Tampak
Samping
1.
Berikut
ini adalah gambar assembly produk
tongkat berpengukur tekanan darah.
Gambar 9. Assembly Pegangan Tongkat
(dalam satuan mm)
Gambar 10. Assembly Pengikat Tangan
(dalam satuan mm)
Gambar 11. Assembly Tumpuan Tangan (dalam
satuan mm)
Gambar 12. Assembly Tongkat (dalam
satuan mm)
Gambar 13. Assembly Sensor
3.9 Analisis Ekonomi
Modal
Modal
yang dibutuhkan untuk memulai usaha ini terhitung standar mengingat mesin yang
dibutuhkan sedikit.
Dana investasi yang dibutuhkan untuk usaha ini adalah Rp. 138.105.000,00. Dana investasi tersebut
diperlukan untuk membeli lahan usaha,
membeli mesin, memasang mesin, membeli bahan baku dan peralatan.
Modal yang dibutuhkan untuk
membuat satu tongkat tensi darah ini yaitu sebesar Rp. 760.000. Berikut ini adalah perincian dari
biaya-biaya tersebut:
Tabel 3.13 Perincian Biaya Bangunan dan Mesin
NO
|
Barang
|
Jumlah
|
Harga (Rp)
|
Total (Rp)
|
1
|
Tanah + Bangunan
|
100 m2
|
-
|
30.000.000
|
2
|
Mesin las MIG
|
1 buah
|
18.000.000
|
18.000.000
|
3
|
Mesin bubut
|
1 buah
|
38.000.000
|
38.000.000
|
4
|
Mesin Injection
Molding
|
1 buah
|
18.000.000
|
18.000.000
|
5
|
AC
|
5 buah
|
2.575.000
|
12.875.000
|
6
|
Komputer
|
2 buah
|
4.000.000
|
8.000.000
|
7
|
Meja + Kursi
|
2 buah
|
4.000.000
|
9.000.000
|
Total
|
133.875.000
|
Tabel
3.14 Perincian kebutuhan dan biaya material
No
|
Komponen
|
Pembelian Material (Rp)
|
Proses Pembuatan (Rp)
|
Biaya Tenaga Kerja (Rp)
|
Biaya Total (Rp)
|
1
|
Pipa Stainless Steel
|
600.000
|
150.000
|
600.000
|
1.350.000
|
2
|
Plat Stainless Steel
|
200.000
|
100.000
|
600.000
|
900.000
|
3
|
Alat ukur tekanan darah
|
300.000
|
-
|
-
|
300.000
|
4
|
Total Biaya Langsung
|
900.000
|
150.000
|
600.000
|
1.650.000
|
5
|
Biaya tidak terduga
|
30.000
|
-
|
-
|
30.000
|
6
|
Total Biaya per unit
|
2.030.000
|
400.000
|
1.800.000
|
4.230.000
|
Tabel
3.15 Perincian Biaya Per
Unit
No
|
Komponen
|
Pembelian Material (Rp)
|
Proses Pembuatan (Rp)
|
Biaya Total (Rp)
|
1
|
Pegangan
|
30.000
|
10.000
|
40.000
|
2
|
Alat ukur tekanan darah
|
300.000
|
-
|
300.000
|
3
|
Tongkat
|
300.000
|
20.000
|
320.000
|
4
|
Penyangga tangan
|
50.000
|
20.000
|
70.000
|
5
|
Biaya tidak terduga
|
30.000
|
-
|
30.000
|
6
|
Total Biaya
|
710.000
|
50.000
|
760.000
|
Pengeluaran
Pengeluaran
merupakan biaya yang kita keluarkan untuk memproduksi barang selama periode waktu
tertentu. Berikut ini adalah perkiraan Pengeluaran yang Dihabiskan selama satu bulan :
Tabel
3.16 Perincian Pengeluaran per Bulan
Fixed Costs
|
|||
No
|
Jenis Pengeluaran
|
Jumlah
|
Biaya (Rp)
|
1
|
Gaji Karyawan Total
|
5
|
3.000.000
|
Variable Costs
|
|||
No
|
Jenis Pengeluaran
|
Jumlah
|
Biaya
|
1
|
Maintenance
|
-
|
100.000
|
2
|
Listrik
|
-
|
500.000
|
3
|
Air
|
-
|
350.000
|
4
|
Telepon
|
-
|
250.000
|
Total
|
4.200.000
|
Pendapatan
Pendapatan
merupakan biaya yang kita dapat dari proses penjualan tongkat tensi darah ini.
Berikut ini adalah perkiraan pendapatan yang kita peroleh dalam satu bulan :
Tabel
3.17
Perincian Penjualan per Bulan
No.
|
Nama Barang
|
Harga per Unit (Rp)
|
Unit yang Terjual
|
Total (Rp)
|
1
|
Tongkat tensi darah
|
1.100.000
|
50
|
55.000.000
|
Total
|
55.000.000
|
Analisi Keuntungan
Ø Harga per unit – Harga modal per unit
Rp. 1.100.000 – Rp. 760.000 = Rp. 340.000
Ø Keutungan perbulan Rp. 340.000 x 50 = Rp. 17.000.000
Analisis BEP
Ø
Ø
Ø
BAB
4
PENUTUP
4.1 Pembahasan Hasil
Rancangan
Berikut adalah hasil rancangan dari
produk kami :
Gambar 14.
Hasil Produk (dalam satuan mm)
Keterangan:
1.
Penahan tangan
2.
Pengikat tangan disertai tampilan digital sensor
3.
Batang tongkat
Cara pemakaian
Letakkan
tangan pada tumpuan tangan, kemudian kaitkan ikatan tangan.
Cara kerja
Aplikasi
ini menggunakan MPX 5050DP sebagai sensor tekanan. Pengolah data dilakukan oleh
mikrokontroler ATMega8535, sedang hasil pengukuran ditampilkan dalam bentuk
tulisan pada layar LCD 2 x 16. Pendeteksian tekanan darah dilakukan oleh sensor
tekanan MPX 5050DP dengan bantuan manset tensimeter digital dan pompa
tensimeter otomatis yang terdiri dari motor DC dan solenoid valve. Pemompaan,
pengukuran tekanan darah hingga analisa hasil pengukuran dilakukan secara otomatis.
Kemudian
dari segmen pasar, yang dituju dari
segi geografis, demografis, dan psikografis.
Tabel 3.18 Segmen Pasar yang Dituju
Geografis
|
Kota-kota besar di
Indonesia
|
Demografis
|
Range Umur :
30 tahun ke
atas
Jenis
Kelamin : Laki – laki dan perempuan
|
Psikografis
|
Ditujukan
pada orang yang terkena stroke ringan
|
4.2 Kesimpulan
Produk Tongkat berpengukur tekanan darah ini dibuat untuk
memudahkan konsumen ( khususnya penderita stroke)
dalam menggunakan tongkatdan juga memudahkan si pengguna untuk mengetahui
tekanan darahnya, dengan memperhatikan kriteria matriks kebutuhan sebagai
berikut:
1.
Fungsional
Produk
ini dapat bekerja sesuai dengan yang sudah dirancangkan, yaitu dapat digunakan
sebagai alat untuk mengukur tekanan darah.
2.
Kekuatan
Produk
ini dibuat dengan bahan pilihan, sehingga memiliki kekuatan yang baik.
3.
Keawetan
Produk
ini memiliki umur pakai yang panjang karena dibuat dari bahan pilihan yang
terbaik.
4.
Kenyamanan
Produk
ini dibuat dengan dimensi yang tepat berdasarkan data anthropometri yang ada
dan dibuat dengan memperhatikan ergonominya, sehingga dapat memberikan
kenyamanan pada konsumen.
5.
Proses
penyimpanan
Produk
ini dirancang dengan baik, sehingga proses penyimpanan dapat dilakukan dengan
mudah oleh konsumen.
Rangka pada
produk ini dibuat dengan menggunakan bahan stell
alloy dengan nomor seri 51xx yaitu perpaduan antara kromium dan karbon atau
sering kita sebut sebagai stainlees steel. Hal
ini dikarenakan Stainless Steel
(SS) adalah paduan besi dengan minimal 12 % kromium. Komposisi ini membentuk
protective layer (lapisan pelindung anti korosi) yang merupakan hasil oksidasi
oksigen terhadap krom yang terjadi secara spontan.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Azmi,
Nora dan Iveline Anne Marie. Perancangan
dan Pengembangan Produk. Jakarta: Salemba Teknika.
2.
Nurmianto,
Eko. “Konsep Dasar dan Aplikasinya”. Ergonomi.
Jakarta: Guna Widya.
LAMPIRAN
Kepada
Yth.
Para Responden
Dalam
rangka memenuhi tugas Perancangan dan Pengembangan Produk, kami mahasiswa
Teknik Universitas Tarumanagara mengadakan kuisioner “Tongkat Berpengukur Tekanan Darah”. Data yang kami dapat akan kami
olah sedemikian rupa sehingga kami dapat menciptakan tersebut, sesuai dengan
keinginan konsumen. Tanpa mengurangi rasa hormat, kiranya Anda bersedia mengisi
beberapa pertanyaan di bawah ini. Atas perhatian dan kesediaannya kami ucapkan
terima kasih.
Isilah pada
tempat kosong dibawah ini dengan jawaban yang sesuai dan berilah tanda centang
(√) pada kolom ( ) yang tersedia.
I.
PROFIL RESPONDEN
1.
Nama :
2.
Jenis
Kelamin : L/P
3.
Umur : 15-25 tahun
26-35
tahun
36-45
tahun
46-55
tahun
>55
tahun
4.
Tempat
Tinggal : Jakarta Utara
Jakarta
Pusat
Jakarta
Timur
Jakarta
Selatan
Jakarta
Barat
II.
AKTIVITAS
1.
Apakah
sudah merasa nyaman dengan tongkat yang Anda gunakan sekarang ?
Ya
Tidak
2.
Seberapa
pentingkah tongkat bagi Anda ?
Tidak penting
Biasa saja
Penting
Sangat penting
3.
Sudah
berapa lama Anda menggunakan tongkat ?
< 5 tahun
5 – 10 tahun
> 10 tahun
4.
Apakah
Anda butuh pendamping saat melakukan aktifitas ?
Ya
Tidak
5.
Apakah
sudah cukup puas dengan tongkat yang Anda gunakan sekarang ?
Ya Tidak
6.
Kekurangan
pada tongkat yang sudah ada?
Terlalu
tinggi Tidak
nyaman
Terlalu
pendek Terlalu
kecil
Lain-lain………….
7.
Terbuat
dari material apakah tongkat yang Anda miliki sekarang?
Aluminium
Rotan
Kayu Lain-lain…………
8.
Apakah
tongkat yang sudah ada, aman digunakan?
Ya Tidak
III. PRODUK
1.
Model
tongkat yang Anda inginkan ?
Bisa
dilipat
Bisa
dipanjang pendekkan
2.
Warna
tongkat yang Anda inginkan?
Natural Warna
muda
Warna
tua
3.
Apakah
alat sensorik pada tongkat itu penting ?
Ya Tidak
4.
Material
yang Anda inginkan untuk sebuah tongkat?
Kayu Rotan
Aluminium Lain-lain………
5.
Kisaran
harga tongkat yang menurut Anda terjangkau ?
Rp.
500.000 – Rp 625.000
Rp.
625.000 - Rp 750.000
Rp.
750.000 - Rp 900.000
Rp.
900.000 - Rp 1.000.000
IV. BERILAH
TANDA CENTANG (√) PADA KOTAK YANG TERSEDIA
NO.
|
TONGKAT
|
SANGAT PENTING
|
PENTING
|
KURANG PENTING
|
TIDAK PENTING
|
1.
|
Kenyamanan
|
||||
2.
|
Keamanan
|
||||
3.
|
Teknologi
|
||||
4.
|
Bentuk
|
||||
5.
|
Warna
|
||||
6.
|
Keindahan/estetika
|
||||
7.
|
Ketahanan
|
||||
8.
|
Harga
|
||||
9.
|
Ukuran Tongkat
|
||||
10.
|
Bahan material
|
V.
SARAN
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Demikian
kuesioner dari kami. Atas ketersediaan Anda untuk mengisinya, kami mengucapkan
banyak terimakasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar